Jakarta, Narawarta.com, Pada perdagangan Jumat (21/6), nilai tukar rupiah mengalami penurunan signifikan, mencapai level terendah sejak Maret 2020. Rupiah spot melemah 0,12% menjadi Rp 16.450 per dolar Amerika Serikat (AS), penutupan terburuk sepanjang tahun ini dan terburuk sejak 23 Maret 2020 ketika berada di level Rp 16.575 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa tekanan terhadap rupiah disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan klaim baru untuk tunjangan pengangguran di AS dan keputusan The Fed yang mempertahankan kebijakan moneternya tanpa perubahan pada pertemuan bulan Juni.
“Hal ini mengurangi proyeksi pemotongan suku bunga dari tiga perempat poin menjadi satu, meskipun inflasi telah mereda dan pasar tenaga kerja melemah,” ujarnya dalam riset yang dirilis pada Jumat (21/6).
Ibrahim menambahkan bahwa pasar saat ini terus memantau ketidakpastian arah kebijakan fiskal yang meningkatkan risiko fiskal. Kondisi ini terlihat dari proyeksi defisit anggaran yang besar, mencapai sekitar 2,8% dari produk domestik bruto (PDB), mendekati batas atas 3% dari PDB.
Selain itu, munculnya isu terkait sikap Presiden terpilih Prabowo Subianto yang diduga permisif terhadap utang pemerintah, meskipun telah dibantah, turut mempengaruhi sentimen pasar.
Menurut Ibrahim, pemerintah dan Bank Indonesia sebaiknya fokus pada stabilitas rupiah yang didukung oleh kekuatan fundamental perekonomian Indonesia, seperti surplus neraca perdagangan, daripada intervensi valuta asing dengan cadangan devisa terbatas atau kenaikan suku bunga domestik.
“Rupiah seharusnya tidak perlu melemah berkepanjangan jika pasokan dolar dari surplus neraca perdagangan mengalir ke pasar. Pelemahan rupiah merupakan anomali karena hingga Mei 2024, Indonesia masih mencatatkan surplus neraca perdagangan yang cukup baik,” paparnya.
Sejalan dengan penurunan nilai rupiah, harga emas Antam juga menunjukkan kenaikan. Seperti diwartakan sebelumnya, harga emas Antam meningkat sebesar Rp 16 ribu per gram menjadi Rp 1.371.000 per gram pada hari ini. Kenaikan harga emas ini tidak terlepas dari pengaruh melemahnya rupiah terhadap dolar AS, karena harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi ke dalam rupiah. Saat nilai tukar rupiah melemah, harga emas lokal cenderung naik, dan sebaliknya, ketika rupiah menguat, harga emas lokal cenderung turun.
Ibrahim memperkirakan bahwa rupiah masih akan berfluktuasi, tetapi kemungkinan besar akan ditutup melemah di kisaran Rp 16.440 hingga Rp 16.510 per dolar AS.
Dengan situasi ini, para investor dan pelaku pasar diharapkan untuk terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah serta harga emas. ***