Misteri Guru SD di Malang Bunuh Diri Bersama Istri dan Anak

Headline, Hukrim, Nasional610 Dilihat

Artikel ini tidak dimaksudkan untuk memberikan inspirasi untuk tindakan serupa. Untuk pembaca yang mengalami gejala depresi atau pemikiran bunuh diri, segera lakukan konsultasi kesehatan jiwa yang bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan.

Malang, Narawarta — Tragedi guru SD di Malang bunuh diri bersama istri dan anak menggemparkan warga sekitar. Peristiwa kelam tersebut tepatnya terjadi di Jalan Sunan Bonang, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Satu keluarga ditemukan tewas di rumahnya, dalam kejadian yang diduga sebagai aksi bunuh diri. Informasi dari polisi mengindikasikan bahwa selain tanda-tanda fisik, ditemukan pisau dan obat nyamuk cair di lokasi kejadian.

Keluarga yang menjadi korban terdiri dari sang ayah, Wahab (38), yang bekerja sebagai guru SD, ibunya Sulikha (35), dan seorang putri berusia 13 tahun dengan inisial RY yang masih duduk di kelas 7 SMP.

Kronologi kejadian pertama kali terungkap ketika salah satu anak korban berusia 12 tahun keluar meminta pertolongan dari warga sekitar. Warga yang memberikan bantuan menemukan ibu dan anak telah meninggal dunia, sedangkan sang ayah mengalami luka parah di pergelangan tangan sebelah kiri.

Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat, menjelaskan bahwa kejadian ini pertama kali diketahui oleh tetangga sekitar, yang diinformasikan bahwa anak korban meminta tolong. Setelah diperiksa, ditemukan bahwa ayah korban mengalami luka cukup dalam akibat sayatan dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, setelah tiba di rumah sakit, ayah korban meninggal dunia.

Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) menguatkan dugaan bunuh diri dengan menemukan fakta bahwa dua mayat perempuan ditemukan dalam keadaan telentang di atas kasur. Saksi juga melaporkan adanya sisa obat nyamuk cair dan pisau di dalam kamar bagian depan yang biasa ditempati oleh suami istri.

“Kemungkinan bunuh diri oleh satu keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua putri kembar. Satu putri, alhamdulillah, masih hidup dan mendapatkan pendampingan dari Unit PPA dan seorang psikolog,” ungkap Gandha.

Motif di balik tragedi ini masih dalam tahap penyelidikan, dengan pihak berwenang terus mendalami keterangan saksi dan petunjuk yang ditemukan di lokasi kejadian. (max)