PEKANBARU, Narawarta.com – Pengamat masalah perkotaan, Dr. Mardianto Manan, menyoroti peningkatan jumlah gelandangan dan pengemis yang mulai terlihat di Kota Pekanbaru.
Mardianto mendokumentasikan pemandangan ini dalam beberapa video yang menunjukkan gelandangan tidur di bawah flyover Pasar Pagi Arengka hingga matahari terbit.
Empat hingga lima gelandangan tampak masih terbaring di bawah flyover Jalan Soekarno-Hatta, dekat Pasar Pagi Arengka. Keberadaan mereka telah menjadi pemandangan umum selama satu hingga dua pekan terakhir.
Mardianto menyayangkan kondisi ini terjadi di ibu kota Provinsi Riau yang dikenal kaya, terutama di tengah klaim pemerintah bahwa angka pengangguran menurun.
“Ini akan berdampak pada sisi lain kota ini seperti kriminalitas, estetika kota, kumuh, gangguan lalu lintas. Kota terkesan miskin papa, dan tak bisa memberdayakan warganya. Bisa buat macet dan tak elok dipandang mata,” ujar Mardianto, prihatin.
Dengan nada sinis, Mardianto mempertanyakan, “Kondisi ini siapa yang tanggung jawab?”
Ia mengkritik Pemerintah Kota Pekanbaru yang terkesan kurang memperhatikan situasi ini, padahal terdapat Dinas Sosial yang seharusnya menangani masalah seperti ini.
Menurut Mardianto, dinas terkait seperti Dinas Sosial dan Satpol PP seakan tak mendapat arahan yang jelas untuk turun tangan.
“Pemko bertanggung jawab tentang hal ini. Pemko terkesan abaikan masalah ini, alias tak serius. Perintah dan komando terhadap dinas terkait seakan-akan tak ada, sehingga Dinsos ataupun Satpol PP tak berbuat,” kata Mardianto.
Ia mendesak agar permasalahan gelandangan, pengemis, dan kehadiran Pak Ogah menjadi perhatian serius pemerintah.
“Jangan sampai ada pembiaran. Ini bisa menjamur nantinya seperti Pak Ogah, apa tidak malu Pemko ini?” tutupnya.***
Artikel ini dihimpun Narawarta dari Riaupos.co, pada Selasa (14/11/2024).