Peserta Kembara Iman ke-52 MIQAT Peduli Chemor, Malaysia Kunjungi Masjid Raya An-Nur

Daerah13 Dilihat

PEKANBARU, Narawarta.com – Sebanyak 10 peserta Kembara Iman ke-52 dari MIQAT Peduli Chemor, Perak, Malaysia, melakukan kunjungan muhibbah ke Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian program Kembara Iman yang digelar selama lima hari, 16–20 Oktober 2025, dengan rute keliling Riau dan Siak Sri Indrapura.

Rombongan yang dipimpin oleh Sheikh Dr. Muhammad Idris bin Ibrahim, M.A. ini datang atas nama Tahfiz MIQAT dan LSM MIQAT Peduli Chemor, Perak, Malaysia. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sejarah, peran, serta aktivitas Masjid Raya An-Nur yang dapat menjadi inspirasi dan contoh bagi lembaga keagamaan di Malaysia.

“Tujuan kunjungan ini antara lain untuk mengenal lebih dekat sejarah dan kegiatan Masjid Raya An-Nur yang begitu aktif dalam pembinaan umat. Mudah-mudahan kunjungan ini dapat mempererat tali persaudaraan serumpun antara Indonesia dan Malaysia,” ujar Sheikh Dr. Muhammad Idris.

Rombongan diterima langsung oleh Wakil Ketua Harian Badan Pengelola Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau, Ustadz H. Mulyono, S.E., didampingi Kabid Takmir Ustadz Dr. H. Zulkanian Umar, B.Sc., M.Sc dan Kasubbid PHBI Ustadz Aminuddin, S.Pd. Dalam kesempatan itu, ustadz H. Mulyono memaparkan sejarah berdirinya Masjid Raya An-Nur, termasuk filosofi arsitektur dan peran strategisnya sebagai pusat kegiatan keagamaan di Riau.

“Kami merasa bangga dan bahagia atas kunjungan sahabat-sahabat dari Malaysia. Meskipun berasal dari dua negara, kita sesungguhnya masih satu rumpun, banyak di antara kita yang memiliki akar budaya yang sama dan masih fasih berbahasa Jawa. Kunjungan ini menunjukkan bahwa ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah serumpun masih terjalin erat,” ujar Ustadz Mulyono.

Ia juga menambahkan, Masjid Raya An-Nur bukan hanya menjadi ikon wisata religi di Riau, tetapi juga pusat pembinaan umat melalui berbagai kegiatan seperti tahsin, tahfiz, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.

“Kami terbuka kepada siapa pun yang ingin belajar dan berbagi. Masjid ini milik umat, dan kami senantiasa berupaya menjadikannya tempat yang nyaman untuk memperdalam ilmu dan mempererat silaturahmi,” lanjutnya.

Ustadz H. Mulyono berharap dengan adanya kunjungan terbuka peluang kerja sama keagamaan antara lembaga di Riau dan Malaysia, khususnya dalam bidang tahfiz dan pengembangan dakwah.

“Kami membuka peluang kolaborasi dalam berbagai bentuk, baik pertukaran pengalaman, pelatihan pengelolaan masjid, maupun program pembinaan generasi muda. Dengan semangat kebersamaan dan ukhuwah Islamiyah, insyaallah kita dapat saling menguatkan dalam menegakkan syiar Islam di kawasan serumpun Melayu ini,” ujarnya.

Sheikh Dr. Muhammad Idris mengaku kagum dengan keindahan arsitektur Masjid Raya An-Nur yang disebut-sebut sebagai “Taj Mahal-nya Riau”. Ia juga mengapresiasi keramahan pengurus masjid yang menerima mereka dengan penuh kekeluargaan.

“Kami sangat senang dan merasa terhormat atas sambutan yang hangat. Areal masjid yang luas dan tertata indah mencerminkan betapa seriusnya masyarakat Riau memakmurkan rumah Allah ini,” ujarnya.

Kunjungan diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan cendera mata sebagai simbol persaudaraan antara MIQAT Peduli Chemor dan pengurus Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau.***